Senin, 06 Juni 2016

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA MANUSIA (OKSIGENASI)



PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA MANUSIA (OKSIGENASI)
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
  1. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :
  1. sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?
    2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
    3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
    4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?
  1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
  2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
  3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
  4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
  1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
Gambar, saluran pernapasan bagian atas
  1. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar. bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.
Gambar, rongga hidung
  1. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung (nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (laringofaring).
  1. Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
Gambar, laring pada manusia
  1. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring saat proses menelan.
gambar epiglottis


  1. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
Gambar, saluran pernapasan bagian bawah
  1. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.
  1. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
  1. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
Gambar, alveolus




  1. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).
Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)
  1. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
  • Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.  Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
  • Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
  • Adanya kondisi jalan napas yang baik.
  • Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
  • Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
  • Luasnya permukaan paru-paru
  • Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
  • Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
  • Afinitas gas
  • Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
  • Kardiak output
  • Kondisi pembuluh darah
  • Latihan (exercise )
  • Hematokrit
  • Eritrosit dan kadar Hb
  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
  2. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
  1. Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.
  1. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
  1. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
  1. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
  1. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah dan lain-lain.                    

  1. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
  2. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
  1. Perubahan pola pernapasan
  2. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit)
  1. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)
  1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
  1. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan asidosis metabolik
  1. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
  1. Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.
  1. Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
  1. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.
  1. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.
  1. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.
  1. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.
  1. Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.
  1. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.
  1. Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
  2. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
  • Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup
  • Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup
  • Catat respon pada pasien yang terjadi
  • Cuci tangan anda
  1. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
  • Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan pernapasan diafragma
  • Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
  • Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
  • Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
  • Istirahat
  • Catat respons yang terjadi pada pasien
  • Cuci tangan anda
  1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu, : melalui kanula, nasal, dan masker.
Tujuan pemberian oksigen adalah :
  • Memenuhi kebutuhan oksigen
  • Mencegah terjadinya hipoksia
  • Membantu kelancaran metabolisme
  • Sebagai tindakan pengobatan
  • Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
  • Nasal kateter, kanula, atau masker
  • Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cek flowmeter dan humidifier
  • Hidupkan tabung oksigen
  • Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
  • Berikan oksigen melalui kanula atau masker
  • Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan
  • Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
  • Cuci tangan anda
Gambar, pemberian oksigen
  1. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.
Tujuan fisioterapi dada adalah :
  • Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
  • Membersihkan jalan nafas
Persiapan Mat dan Bahan :
  • Pot sputum berisi desinfektan
  • Kertas tisu
  • Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
  • Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai berikut :
  1. Postural drainage
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
  • Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
  • Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)
  • Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
  • Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
  • Observasi tanda vital selama prosedur
  • Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dan suction
  • Lakukan hingga lender bersih
  • Catat respon yang terjadi pada pasien
  • Cuci tangan
Untuk posisi ini, pasien berbaring tengkurap di tempat tidur datar atau meja. Dua bantal harus ditempatkan di bawah pinggul.Pengasuh Perkusi dan bergetar atas bagian bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang belakang, menghindari perkusi langsung atau getaran selama tulang belakang itu sendiri.
  1. Clapping (penepukan)
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
  • Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
  • Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk
  • Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum pada pot sputum
  • Lakukan hingga lendir bersih
  • Catat respon yang terjadi  pada pasien
  • Cuci tangan
  1. Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan bernapas, menggetarkan daerah dinding dada
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
  • Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
  • Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
  • Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum di pot sputum
  • Lakukan hingga lendir bersih
  • Catat respon yang terjadi pada pasien
  • Cuci tangan
Gambar clapping dan vibrating
  1. Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction) merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan mnggunakan alat penghisap.
Tujuan pengisapan lendir :
  • Membersihkan jalan nafas
  • Memenuhi kebutuhan oksigen
Persiapan Mat dan Bahan :
  • Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
  • Kateter pengisap lendir
  • Pinset steril
  • Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
  • Kasa steril
  • Kertas tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
  • Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
  • Gunakan sarung tangan
  • Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
  • Hidupkan mesin penghisap
  • Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
  • Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
  • Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
  • Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
  • Lakukan hingga lendir bersih
  • Catat respon yang terjadi
  • Cuci tangan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.
  1. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar