PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA MANUSIA (OKSIGENASI)
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam mempertahanankan keseimbangan
fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen
adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen
ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah
Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar
paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting
dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai
upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham
dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini
tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada
gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan
mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya
oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
- Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah kami adalah
sebagai berikut :
- sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan
oksigenasi?
2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?
- Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
- Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
- Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
- Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
BAB
II
PEMBAHASAN
- Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan oksigen (O2). Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan
saluran pernapasan bagian bawah.
- Saluran Pernapasan Bagian Atas
Gambar, saluran pernapasan bagian
atas
- Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan
masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior (saluran di
dalam lubang hidung) yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang
kasar. bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya,
yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang
masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum
(bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.
Gambar, rongga hidung
- Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki
otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di
belakang hidung (nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan
dibelakang laring (laringofaring).
- Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan
setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama
ligament dan membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis
tengah.
Gambar, laring pada manusia
- Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang
rawan yang bertugas membantu menutup laring saat proses menelan.
gambar epiglottis
- Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah
terdiri atas trachea, bronchus, dan bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini
berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
Gambar, saluran pernapasan bagian
bawah
- Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan
kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima.
Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap
yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia
yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.
- Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari
trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih
pendek dan lebar daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas,
tengah, dan bawah. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang
berjalan dari lobus atas dan bawah.
- Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran
percabangan setelah bronkus, yaitu anak cabang dari batang tenggorok yang
terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru.
Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama.
Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus
yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari
bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat
banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. fungsi dari
bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru.
Gambar, alveolus
- Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam
sistem pernapasan. Paru terletak di dalam rongga torak setinggi tulang selangka
sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh
pleura yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh
cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama
terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru kiri) dan pada bagian tengah dari
organ tersebut terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk
kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang
bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ
yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Paru-paru kanan, terdiri
dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari
2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).
Gambar 1. Lobus Pulmo
Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)
- Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan
oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel.
Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu
:
Rongga hidung – faring – laring
–trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam
tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
- Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya
oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses
ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,
demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
- Adanya kondisi jalan napas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
- Difusi
Merupakan pertukaran antara O2
dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli.
Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Luasnya permukaan paru-paru
- Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
- Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
- Afinitas gas
- Transportasi
Transportasi gas merupakan proses
pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan
berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma
(3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3
berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor diantaranya :
- Kardiak output
- Kondisi pembuluh darah
- Latihan (exercise )
- Hematokrit
- Eritrosit dan kadar Hb
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
- Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan
parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan
kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis
maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan
neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada
bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada
bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic
dan reseptor kolinergik.
- Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat
katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong
parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak
Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2)
dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong
beta bloker nonselektif.
- Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan
keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk,
makanan dan lain-lain.
- Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat
memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh
seiring dengan usia perkembangan anak.
- Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat
memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu.
Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
- Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya
adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang
obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku
aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada
pembuluh darah dan lain-lain.
- Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
- Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2
seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat
disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya
perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika
berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan
menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam
sianosis, sesak nafas.
- Perubahan pola pernapasan
- Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan
teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit)
- Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur
namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)
- Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam
meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.
Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan
obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda
hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi,
disorientasi, tinnitus.
- Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak
normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan asidosis metabolik
- Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar
tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru).
Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
- Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat
saat bernafas.
- Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali
dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang
yang mengalami kongestik paru.
- Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman
pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode apnea dan hiperventilasi
yang berubah-ubah.
- Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding
paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.
- Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara
tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode apnea yang tidak
teratur.
- Stridor
Merupakan pernapasan bising yang
terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.
- Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang menimbulkan
penyumbatan pada saluran pernapasan.
- Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas
oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh
makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen
akan menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.
- Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
- Latihan napas
Latihan napas merupakan cara
bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi
stress.
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
- Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup
- Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup
- Catat respon pada pasien yang terjadi
- Cuci tangan anda
- Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara
melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk
membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau
benda asing.
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
- Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan pernapasan diafragma
- Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
- Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
- Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
- Istirahat
- Catat respons yang terjadi pada pasien
- Cuci tangan anda
- Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan
memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat
bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu, :
melalui kanula, nasal, dan masker.
Tujuan pemberian oksigen adalah :
- Memenuhi kebutuhan oksigen
- Mencegah terjadinya hipoksia
- Membantu kelancaran metabolisme
- Sebagai tindakan pengobatan
- Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :
- Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
- Nasal kateter, kanula, atau masker
- Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Cek flowmeter dan humidifier
- Hidupkan tabung oksigen
- Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
- Berikan oksigen melalui kanula atau masker
- Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan
- Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
- Cuci tangan anda
Gambar, pemberian oksigen
- Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan
melakukan postural drainage, clapping, dan vibrating pada pasien dengan
gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan
membersihkan jalan napas.
Tujuan fisioterapi dada adalah :
- Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
- Membersihkan jalan nafas
Persiapan Mat dan Bahan :
- Pot sputum berisi desinfektan
- Kertas tisu
- Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
- Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja fisioterapi dada
antara lain sebagai berikut :
- Postural drainage
merupakan tindakan dengan
menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran
pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping
(penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
- Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
- Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)
- Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
- Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
- Observasi tanda vital selama prosedur
- Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dan suction
- Lakukan hingga lender bersih
- Catat respon yang terjadi pada pasien
- Cuci tangan
Untuk posisi ini, pasien berbaring
tengkurap di tempat tidur datar atau meja. Dua bantal harus ditempatkan di
bawah pinggul.Pengasuh Perkusi dan bergetar atas bagian bawah tulang belikat,
di kedua sisi kanan dan kiri tulang belakang, menghindari perkusi langsung atau
getaran selama tulang belakang itu sendiri.
- Clapping (penepukan)
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan
getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien
ekspirasi
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
- Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
- Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk
- Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum pada pot sputum
- Lakukan hingga lendir bersih
- Catat respon yang terjadi pada pasien
- Cuci tangan
- Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada
penderita dengan jalan latihan bernapas, menggetarkan daerah dinding dada
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
- Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
- Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
- Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum di pot sputum
- Lakukan hingga lendir bersih
- Catat respon yang terjadi pada pasien
- Cuci tangan
Gambar clapping dan vibrating
- Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction)
merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada yang tidak mampu
mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan mnggunakan alat penghisap.
Tujuan pengisapan lendir :
- Membersihkan jalan nafas
- Memenuhi kebutuhan oksigen
Persiapan Mat dan Bahan :
- Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
- Kateter pengisap lendir
- Pinset steril
- Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
- Kasa steril
- Kertas tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
- Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
- Gunakan sarung tangan
- Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
- Hidupkan mesin penghisap
- Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
- Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
- Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
- Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
- Lakukan hingga lendir bersih
- Catat respon yang terjadi
- Cuci tangan
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
- Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah
kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas
yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah
yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama
dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas
tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu
mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada
juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan
latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.
- Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam
makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan
dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami
buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat
maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca ,kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar